Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Observasi Pembuluh Darah Kapiler Pada Kecebong Dan Uji Golongan Darah
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
OBSERVASI PEMBULUH DARAH KAPILER
PADA KECEBONG DAN UJI GOLONGAN DARAH
Laporan
ini di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum Fisiologi Hewan oleh
Dosen Pembimbing: Ibu Siti Nurkamillah, M.Pd
Disusun
Oleh:
Nina
Novianti (15541002)
Ajeng
Nurpadilah (15541007)
Rida
Mardiani (15542008)
Iis
Siti Maspupah (15542016)
Yogi
Muh. Darda (15542018)
Imelda
Febriyanti (15542033)
Eliyanti
((14542029)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN (STKIP)
GARUT
2017
OBSERVASI PEMBULUH DARAH KAPILER
PADA KECEBONG DAN UJI GOLONGAN DARAH
A.
Tujuan
a.
Observasi
Pembuluh Darah Kapiler Pada Kecebong
1. Untuk
mengetahui aliran darah pada Kecebong
2. Untuk
membedakan dan mengetahui aliran pembuluh darah arteri dan vena pada ekor
Kecebong
b.
Uji
Golongan Darah
1. Untuk
mengetahui cara-cara menentukan golongan darah
B.
Alat
Dan Bahan
a.
Observasi
Pembuluh Darah Kapiler Pada Kecebong
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan
|
|
1.
Kapas
|
8.
Cawan patri
|
2.
Cover Glass
|
9.
Mikroskop
|
3.
Kecebong
|
10.
Alkohol 70%
|
a.
Uji
Golongan Darah
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan
|
|
1.
Tissue
|
8.
Invintro
|
2.
Antisera ABO
|
9.
Tusuk Gigi
|
3.
Blood lancet
|
10.
Alkohol 70%
|
A.
Langkah
Kerja
a.
Observasi
Pembuluh Darah Kapiler Pada Kecebong
Langkah Kerja
1. Alkohol
70% dituangkan secukupnya pada kapas
2. Pilih
satu ekor kecebong yang berukuran cukup besar
3. Bius
kecebong yang telah dipilih menggunakan alkohol yang sebelumnya sudah dituangkan pada kapas
kurang lebih selama 2 detik
4. Setelah
dibius kemudian dilakukan pengamatan aliran darah pada ekor kecebong dengan
menggunakan mikroskop.
b.
Uji
Golongan Darah
Langkah Kerja
1. Hapuslah
ujung jari dengan menggunakan kapas yang telah direndam dalam alcohol 70%
2. Tusuklah
jari tersebut dengan menggunakan blood lancet steril
3. Hapuslah
tetesan darah pertama dengan menggunakan kapas beralkohol hingga bersih
4. Kemudian
pijat jari tersebut dengan perlahan hingga keluar darah dari luka tadi,
selanjutnya teteskan darah yang keluar pada gelas objek di dua tempat yang
berbeda
5. Teteskan
satu tetes antisera A pada salah satu sisi dari tetesan darah tersebut, dengan
cara yang sama teteskan antisera B pada tetesan darah yang satu lagi dan
antisera AB dan Resus pada sisi darah yang satunya lagi
6. Aduklah
tetesan masing masing antisera dengan darah tersebut dengan menggunakan ujung
tusuk gigi secara terpisah
7. Setelah
diaduk, biarkan beberapa saat, perhatikan apa yang terjadi pada masing masing
campuran darah dan antisera tersebut , campuran mana yang terjadi penggumpalan
dan mana yang tidak terjadi penggumpalan
B.
Landasan
Teori
a.
Observasi
Pembuluh Darah Kapiler Pada Kecebong
1.
Sistem
Sirkulasi
Dalam proses kehidupan organisme diperlukan makanan
dan 02 untuk melaksanakan metabolisme di seluruh tubuh dan dihasilkan sampah
(sisa) yang harus dikeluarkan oleh tubuh. Peredaran materi (bahan-bahan yang
diperlukan tubuh) oksigen dan sisa-sisa metabolisme dilakukan oleh sistem
transportasi (sistem sirkulasi atau sistem peredaran darah). Pada
prinsipnya, sistem peredaran darah hewan, terutama hewan vertebrata sama
seperti manusia. Sistem peredaran darah hewan juga melibatkan alat-alat
peredaran darah seperti jantung dan pembuluh-pembuluh darah.
Dalam sistem sirkulasi, hasil pencernaan makanan dan
oksigen diangkut dan diedarkan ke seluruh jaringan tubuh sedangkan dari
jaringan tubuh akan menuju organ-organ pembuangan. Antara hewan tingkat tinggi
dan hewan yang lebih sederhana terdapat perbedaan sistem sirkulasi.
Ø SISTEM PEREDARAN DARAH PADA HEWAN VERTEBRATA
Makanan
dalam tubuh organisme multiseluler perlu didistribusikan ke seluruh bagian
tubuh melalui suatu sistem yang dinamakan Sistem Transportasi. Sistem transportasi pada vertebrata
merupakan sistem peredaran darah tertutup yang terbagi menjadi peredaran darah
tunggal dan peredaran darah ganda. karena vertebrata memiliki kapiler darah.
Sistem peredaran darah vertebrata terdiri dari jantung (pusat peredaran),
arteri, vena, kapiler, dan darah. Jantung tersusun dari otot yang kuat memiliki
kontraksi yang ritmik dan mampu mendorong darah meninggalkan jantung. Pembuluh
yang meninggalkan jantung disebut arteri (nadi), arteri memiliki cabang-cabang
yang halus diseluruh bagian tubuh atau biasa disebut kapiler. Darah dari
seluruh bagian tubuh akan kembali melalui pembuluh balik kapiler kemudian
menuju ke vena dan kembali lagi ke jantung. Pada hewan vertebrata, vena yang
membawa darah dan meninggalkan lambung dan usus disebut vena porta karena
membawa darah ke susunan kapiler yang lain, bila kapiler yang dituju adalah
kapiler dalam hati maka vena ini disebut vena hepatica. Pada umumnya vertebrata
tingkat rendah memiliki vena portal renalis (ginjal). Sistem peredaran getah
bening (sistem limfatik) berperan dalam pertahanan tubuh dan pengembalian
plasma dari jaringan-jaringan.
a)
Sistem Peredaran Darah pada Amphibia
Amphibia merupakan jenis hewan
vertebrata yang hidup di dua alam yaitu di darat dan di air. Salah satu
amphibian yang sangat dikenal adalah Katak sistem peredaran darah pada katak
merupakan sistem peredaran darah ganda karena melewati jantung sebanyak dua
kali proses peredaran darah, sebagai berikut :
·
Peredaran Darah Kecil : Merupakan
peredaran darah dari jantung menuju paru-paru dan kembali lagi ke dalam
jantung, jalannya peredaran darah kecil dari jantung bagian ventrikel yang
berkontraksi agar darah dapat dipompakan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis
dan ke kulit melalui arteri kutaneus.
·
Peredaran Darah Besar : Darah
dari jantung menuju seluruh tubuh dan kembali lagi ke dalam jantung. Jalannya
yakni dari ventrikel yang mengalir ke tubuh bagian depan melalui aorta anterior
yang bercabang dua menjadi trunkus anterioris kanan dan trunkus anterioris
kiri, yang kemudian bercabang lagi menjadi arteri karotis yang menuju ke daerah
kepala.
Jantung
Katak memiliki tiga ruas yang terdiri atas dua atrium (kanan dan kiri) dan satu
ventrikel. Pada ventrikel terdapat campuran darah bersih yang banyak mengandung
oksigen dan darah kotor yang banyak mengandung karbon dioksida. Pada jantung
katak terdapat pertemuan antara vena cava anterior dan vena cava posterior pada
sinus venosus.
Ø SISTEM
PEREDARAN DARAH PADA INVERTEBRATA
Peredaran
zat-zat dalam tubuh invertebrata,
sebagian besarnya tidak membutuhkan suatu sistem pengangkutan yang khusus.
Melalui difusi, transpor aktif,
dan aliran sitoplasma, setiap bagian dari tubuh hewan ini cukup
terjamin dengan zat-zat berguna. Meskipun demikian, beberapa jenis
invertebrata yang lain memiliki sistem sirkulasi khusus. Pada cacing pipih
misalnya, memiliki sistem gastrovaskuler untuk mengedarkan darahnya.
Kemudian juga cacing tanah dan serangga yang memiliki sistem peredaran
darah tersendiri.
Misalnya sistem transpor pada protozoa dan hewan
rendah lainnya terjadi dengan difusi. Pada hewan metazoa (bersel banyak) yang
lebih tinggi tingkatannya, misalnya manusia peredaran darahnya telah melalui
pembuluh. Sistem transportasi hewan metazoan disusun oleh organ-organ berupa
jantung, pembuluh-pembuluh darah dan darah.
2. Pembuluh Darah
Ø PENGERTIAN PEMBULUH DARAH
Pembuluh darah adalah bagian dari sistem
peredaran darah. Pembuluh darah biasa di sebut oleh orang awam dengan sebutan
urat. Pembuluh darah merupakan jaringan elastis membawa darah dari jantung ke
seluruh tubuh, kemudian mengembalikannya lagi kedalam jantung. Pembuluh darah
termasuk kedalam sistem pembuluh darah,yang mana pada mamalia, sistem ini
terdiri jantung, arteri besar, arteriol (arteri kecil), kapiler (pembuluh darah
kecil di ujung jaringan dan sel), venula (vena kecil) dan vena. Fungsi utama
sistem ini adalah menyalurkan darah yang mengandung oksigen ke sel dan jaringan
dan mengembalikan darah vena ke paru-paru untuk pertukaran gas oksigen (O2)
dengan karbon dioksida (CO2).
Ø STRUKTUR PEMBULUH DARAH
Pembuluh darah terbagi dua,
yaitu arteri dan vena
1.
Arteri
Arteri membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Pembuluh darah
arteri terdiri atas lapisan-lapisan sebagai berikut:
·
Tunika intima adalah lapisan terdalam dari
pembuluh darah yang terdiri atas selapis sel endotel yang membatasi permukaan
dalam pembuluh. Di bawah lapisan endotel adalah lapisan subendotel, terdiri
atas jaringan penyambung jarang halus yang kadang-kadang mengandung sel otot
polos yang berperan untuk kontraksi pembuluh darah.
·
Tunika media ini adalah lapisan tengah yang
terdiri dari serat otot polos yang tersusun melingkar. Pada arteri yang lebih
besar, tunika media dipisahkan dari tunika intima oleh suatu lamina
elastik interna. Membran ini terdiri atas serat elastik, biasanya
berlubang-lubang sehingga zat-zat dapat masuk melalui lubang-lubang yang terdapat
dalam membran dan memberikan supply O2 dan makanan lainnya kepada sel-sel yang
terletak jauh di dalam dinding pembuluh. Pada pembuluh besar, sering
ditemukan lamina elastika eksterna yang lebih tipis yang
memisahkan tunika media dari tunika adventitia yang terletak di luar.
·
Tunika adventitia atau lapisan terluar terdiri
atas dengan jaringan ikat kolagen dan elastik, terutama kolagen tipe I. Pada
pembuluh yang lebih besar, terdapat vasa vasorum bercabang-cabang luas dalam
adventitia.
·
Anastomosis Arteriovenosa adalah hubungan langsung antara
sirkulasi arteri dan vena. Anastomosis arteriovenosa ini tersebar di seluruh
tubuh dan umumnya terdapat pada pembuluh-pembuluh kecil berfungsi mengatur
sirkulasi pada daerah tertentu, terutama pada jari, kuku, dan telinga. Sistem
ini mempunyai peranan pengaturan sirkulasi pada berbagai organ dan berperanan
pada beberapa fenomena fisiologi seperti menstruasi, perlindungan terhadap suhu
yang rendah, dan ereksi. Anastomosis arteriovenosa banyak dipersarafi oleh sistem
saraf simpatis dan parasimpatis (sistem saraf otonom). Selain mengatur
aliran darah pada berbagai organ, anastomosis ini mempunyai fungsi
termoregulator atau pengatur suhu yang khususnya terbukti pada kulit anggota
gerak (ekstremitas).
2.
Vena
Vena berfungsi membawa darah dari perifer (ujung) kembali ke
jantung dan paru-paru. Vena terdiri dari beberapa lapisan, yaitu :
·
Tunica intima: terdiri dari lapisan
endothelium yang mengandung sel pipih selapis, dan lapisan subendothelium yang
berisi jaringan ikat tipis langsung berhubungan dengan tunica adventitia.
·
Tunica media: lapisan ini tipis, otot
polosnya bercampur dengan jaringan ikat.
·
Tunica adventitia: adalah lapisan paling
tebal pada vena, lapisan ini juga lapisan yang paling berkembang. Jaringan ikat
longgar dengan serabut kolagen yang membentuk berkas-berkas longitudinal, sel
fibroblas tampak diantaranya. Sel-sel otot polos juga sering tampak pula.
·
Vasa vasorumadalah pembuluh darah kecil
yang memberikan pasokan metabolit-metabolit untuk sel-sel di tunika adventitia dan tunika media pembuluh-pembuluh darah besar, apakah itu vena besar
maupun arteri besar, karena lapisan-lapisannya terlalu tebal untuk diberi
makanan oleh difusi langsung dari aliran darah.
Ø FUNGSI PEMBULUH DARAH
Pembuluh darah berfungsi membawa darah yang dipompa dari ventrikel
kiri jantung ke seluruh tubuh, darah tersebut mengandung oksigen yang diikat
oleh hemoglobin atau Hb didalam
darah. Didalam darah juga terdapat protein dan glukosa yang mana komponen
tersebut dibutuhkan oleh jaringan dan sel nantinya. Setelah sampai ke seluruh
tubuh atau organ targetnya melalui anastomosis
arterio venosa dan juga kapiler. Oksigen dan metabolit tersebut di pasok ke organ target
hingga tercapailah tujuan dengan oksigen dan metabolit seperti glukosa tersebut,
sel-sel di seluruh tubuh dapat mengalami metabolisme aerob (menggunakan O2)
untuk menjalankan fungsinya. Kemudian oksigen tersebut ditukar dengan karbon
dioksidan, kemudian kembalilah darah itu darah ke jantung melalui vena kecil
kemudian vena besar, setelah sampai dijantung, darah tersebut dipompa oleh
ventrikel kanan jantung ke dalam paru, atau sistem ini disebut juga
dengan sirkulasi pulmoner.
Sampai diparu, darah yang membawa CO2 tersebut ditukar kembali dengan O2 yang
baru kita hirup, melalui mekanisme difusi. Pembuluh darah juga
berfungsi untuk membawa sel darah putih ketika terjadi infeksi untuk mekanisme
penyembuhan, sel darah putih tersebut yang merupakan imun tubuh seseorang akan
melawan kuman ataupun benda asing yang masuk kedalam tubuh, sehingga ketika
imunitas seseorang melemah ataupun kuman yang masuk kedalam tubuh terlalu kuat,
disitulah seseorang terkena penyakit.
Ø MACAM – MACAM PEMBULUH DARAH
Secara garis besar, pembuluh darah terbagi menjadi dua, yaitu
arteri dan vena.
a)
Jenis-jenis arteri
a.
Arteri elastik: adalah pembuluh
terbesar di tubuh, contoh arteri ini adalah aorta(pembuluh darah terbesar yang menyambut darah setelah baru
dikeluarkan dari ventrikel kiri jantung), trunkus pulmonalis (pembuluh darah yang menyambut darah yang
keluar dari pompaan ventrikel kanan jantung), dan juga cabang-cabang utamanya.
Dinding pembuluh darah jenis ini terutama terdiri dari jaringan ikat elastik,
memperlihatkan daya tahan dan kelenturan ketika darah mengalir. Dinding
pembuluh ini sangat melebar selama sistol(kontraksi
jantung atau pompa jantung). Sewaktu diastol (relaksasi jantung), dinding kembali mengerut (recoil)
dan mendorong darah maju.
b.
Arteri muskular: dinding mengandung banyak
otot polos, juga mengontrol aliran darah melalui vasokontriksi (menguncup)
dan vasodilatasi (mengembang),
mekanisme ini diatur oleh sistem saraf otonom.
c.
Arteriol: arteri kecil dengan satu sampai lima lapisan otot polos,
arteriol terminal akan mengalirkan darah ke pembuluh darah paling kecil,
yaitu kapiler.
b)
Jenis-jenis kapiler
a. Vas
capillare continuum: adalah jenis yang paling banyak, endotel membentuk lapisan utuh.
b. Vas
capillare fenestratum: mengandung fenestra ataupun pori-pori pada endotelnya. Terdapat
di kelenjar endokrin, usus halus, dan glomerulus ginjal
c. Vas
capillare sinusoideum: memperlihatkan diameter lebar dengan celah di antara sel-sel
endotel. Membrana basalisnya tidak terbentuk sempurna. Kapiler ini terdapat di
hati, limpa, dan sumsum tulang.
c)
Jenis-jenis vena
a. Vena
cava:vena ini adalah pembuluh darah
yang menyambut darah dari seluruh tubuh yang mengandung CO2 ketika hendak masuk
kedalam jantung, vena ini merupakan vena terbesar, vena cava ada dua yaitu vena
cava superior yang letaknya diatas jantung, dan vena cava superior yang
terletak dibawah vena cava inferior.
b. Vena
pulmonalis:
vena ini membawa darah dari paru atau sirkulasi pulmoner ke dalam jantung, vena ini mengandung
darah yang berisi O2. Vena pulmonalis juga terbagi dua yaitu vena pulmonalis dextra yang membawa
darah dari paru-paru kanan, dan vena pulmonalis sinistra yang membawa darah
dari paru-paru kiri.
c. Vena
cutanea: adalah vena yang tampak di
bawah kulit, yang biasa ditusuk saat seseorang di infus.
d. Deep
vein: adalah vena yang terletak
lebih dalam dan berdekatan dengan arteri, vena ini tidak tampak dari luar
kulit.
e. Venula: ini adalah vena dengan ukuran
terkecil, dan berhubungan langsung dengan kapiler.
3.
Kecebong
Kecebong adalah nama lain dari hewan yang dikenal
sebagai beerudu. Berudu adalah tahap kehidupan yang akan dialami oleh para
amfibia. Amfibia adalah hewan yang bertulang belakang dan mampu hidup di dua
alam, yaitu darat dan air. Kecebong ini memilii bentuk seperti ikan air yang
memilii ekor. Pada saat telurnya menetas, kecebong ini tidak memiliki paru
paru. Sebagai gantinya peru paru, ada insang yang membantu proses pernapasan
yang dilakukan oleh kecebong. Insang yang ada pada kecebong ini memiliki area
permukaan yang besar. Dengan menggunakan insang ini, maka kecebong bisa
mendapatkan oksigen lebih. Kecebong atau berudu muda empunyi insang yang
terbuka. Ketika berajak tua, insang mereka akan tertutup oleh kulit.
Pada saat mulai menetes, kecebong akan
makan terus menerus, bahkan mereka memkan apa saja yang tersisa dari telur
mereka. Itulah yang akan menjadi makanan pertama mereka. Kecebong, katak dan
kodok memkan makanan seperti alga dan gulma.Ketik sudah mulai besar, berudu ini
akan memangsa hewan hewan kecil didalam air sekitar mereka. Kecebong kodok
bertanduk suriname dn salamander termasuk jenis hewan karnivora. Bahkan merek
akan memakan kecebong lain apabila tidak menemukan makanan untuk dimakan.
Kecebong dari kodok dan juga kodok ini pada awalnya akan menumbuhkan kaki
belakangnya terlebih dahulu. Dalam beberapa minggu kedepan, kaki depan mereka
akan mulai tumbuh. Hewan ini juga akan menumbuhkan tulang belakang setelah
berhasil menubuhkan nggota gerak bagian depannya.
Ketika mulai tumbuh dewasa, mulut mereka
akan jadi membesar. Mata merekapun akan jadi lebih menonjol. Ketika tangannya
mulai tumbuh, maka ekor berudu ini akan memendek sampai akhirnya ekor yang
dimilikinya akan menghilang. Karena kecebong ini adalah tahapan dari hewan
amfibia, maka tempat hidupnya ditempat yang basah atu berair, seperti habitat
katak berekor yang akan berkembang biak.
Ciri ciri amfibia antara lain :
1. Merupakan
satu satunya hewan yang mengalami metamorphosis lengap.
2. Telur
hewan ini biasanya akan diletakkan didalam air atau diletakkan pada lingkungan
yang lembab. Kemudian telur telur ini akan dibuahi secara eksternal
3. Hewan
amfibi memiliki kulit lembut, halus, tipis, berbulu, memiliki pori pori dan
kulitnya mengandung kelenjar racun
4. Hewan
amfibi termasuk hewan yang berdarah dingin. Hewan ini tidak memiliki kemampuan
untuk mengatur suhu tubuhnya secara internal seperti hewan yang berdarah panas.
Hewan ini mengatur suhu tubuh dari luar tubuhnya,
5. Hewan
ini mempunyai bentuk jantung yang terdiri dari 3 ruang, 1 ventrikel dan 2
atrium
6. Respirasi
atau system ernapasan hewan ini dapat secara terpisah dengan berupa kombinasi
paru paru, kulit dan juga insang.
7. Hewan
jenis ini memiliki peredaran darah yang tertutup
8. Kaki
pada hewan jenis ini memiliki selaput.
9. Anggot
badan hewan ini memiliki ukuran yang bervariasi yaitu dengan bentuk anggota
bagian depan tubuh yang lebih kecil dibnding anggota bagian belakangnya.
Kecebong ini merupakan salah satu bentuk
metamorphosis amfibi. Untuk metamorphosis katak, mulanya katak betina dewasa
akan bertelur. Dan telurnya akan menetas setelah 10 hri lamanya. Telur yang
menetas ini akan menjadi kecebong. Setelah berumur dua hari, kecebong atau
berudu ini baru hidup di air. Berudu ini memiliki insang untuk bernafas. Ketka
memasuki usia 3 minggu insang pada berudu ini akan tertutup oleh kulit.
Memasuki usia 8 minggu, kaki belakangnya akan mulai terbentuk dan membesar.
Pada usia 12 minggu kaki sepannya mulai
terbentuk, sehingga insangnya tidak lagi berfungsi. Ekornya menjadi pendek, dan
hewan ini akan bernafas dengan paru paru. Setelah memiliki bentuk tubuh yang
sempurna, maka katak ini akan menjadi katak yang dewasa dan berkembang biak
lagi. Daur hidup amfibi pada umumnya tidak semua sama. Seperti yang ada pada
amfibi salamander. Hean ini akan bermetamorfosis dalam tekanan kondisi
lingkungan tertentu saja. Hal ini berbeda dengan hewan amfibi katak yang
memiliki metamorphosis sempurna
4.
Peredaran
Darah Kecebong
Sistem
peredaran darah pada kecebong berupa sistem peredaran tertutup karena
berada di dalam pembuluh darah. Selain itu, sistem peredaran nya pun
berupa peredaran darah tunggal, yaitu predaran darah yang hanya melalui
jantung satu kali. Hal ini di karenakan tidak di temukan peredaran darah yang
lain dalam hal ini paru - paru.
Pada fase
kecebong pernapasan menggunakan insang, ketika bermetamorfosa menjadi
katak barulah makhluk hidup tersebut bernapas menggunakan paru- paru. Berbeda
dengan manusia yang mempunyai sisitem peredaran darah ganda, yaitu sistem
peredaran kecil yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru kembali
ke jantung dan sistem peredaran darah besar yang mengalirkan darah dari jantung
ke seluruh tubuh lalu kembali ke jantung.
Aliran darah
yang berasal dari arah kepala dalam hal ini berasal dari jantung
merupakan pembuluh darah arteri. Aliran darah yang berasal dari ekor atau
seluruh tubuh merupakan pembuluh vena. Aliran darah pada pembuluh arteri lebih
cepat dikarenakan ventrikel kiri pada jantung mempunyai kontraksi yang
terkuat, ia harus mendorong darah ke seluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan
darah arteri sistemik. Sedangkan, pembuluh vena alirannya lebih lambat di
karenakan arah alirannya berlawanan dengan gaya gravitasi, faktor lainnya juga
dikarenakan adanya pompa jantung, ada tekanan tertentu dipindahkan melalui
kapiler-kapiler dari arteri.
Dalam
pengamatan, untuk pembuluh darah yang mengalirkan darah lebih cepat serta
berasal dari arah kepala atau jantung berada di pembuluh darah yang kecil,
sedangkan aliran darah yang berjalan lambat serta aliran darahnya berasal dari
ekor berada di pembuluh yang lebih besar. Dengan demikian, pembuluh darah
arteri mempunyai diameter yang lebih kecil dibandingkan dengan pembuluh vena.
Dinding arteri tebal, kuat, dan elastis, karena mempunyai fungsi yang
penting yaitu berperan sebagai pengurang tekanan, berperan sebagai
pengatur jumlah aliran darah di suatu tempat tertentu, berperan
mempertahankan tekanan darah dan juga arteriol, arteriol itu sendiri mempunyai
aktifitas siklis, membuka dan menutup lagi setiap beberapa menit. Lapisan
paling dalam pada arteri adalah endotelium yang dikelilingi otot polos. Dinding
arteri terdiri dari tiga lapisan.
tunika
intima yang terdiri dari lapisan sel endotel yang halus dan lapisan jaringan
elastin tunika media yang merupakan campuran jaringan elastin dan otot polos
tunika eksterna yang merupakan jaringan penyambung fibro-elastin Dinding vena
tipis dan tidak elastis. Lapisan dalamnya bersifat licin karena dilapisi
endotelium yang dikelilingi oleh otot polos. Sama seperti arteri, vena
juga memiliki tiga lapisan pada dindingnya. Hanya saja lebih tipis serta
lebih mudah direnggangkan. Otot polos pada dinding vena berada di bawah di
bawah kontrol saraf autonomik.
b.
Uji
Golongan Darah
1.
Darah
Darah
merupakan cairan yang dimiliki semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) dan
memiliki fungsi mengirimkan zat-zat serta oksigen yang dibutuhkan jaringan
tubuh. Darah diambil dari kata hemo atau hemato yang berasal dari bahasa Yunani
yaitu haima yang memiliki arti darah. Darah manusia memiliki warna merah terang
jika terdapat banyak oksigen dan merah tua jika kekurangan oksigen.
Darah
dapat beredah ke seluruh tubuh berkata bantuan alat peredaran darah yaitu :
jantung, pembuluh darah, dan pembuluh limfa. Darah juga dapat menjadi sumber
energi bagi tubuh dengan mengangkaut nutrisi, mengangkut zat-zat sisa
metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang berguna
untuk mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.
Sebagai
Zat Pengangkut : Fungsi darah di dalam tubuh antara lain ialah sebagai
pengangkut zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil
metabolisme tubuh, pengangkut oksigen dan pengangkut karbondioksida. Menjaga
Agar Suhu Tetap Stabil : yaitu dengan cara memindahkan panas dari alat-alat
tubuh yang aktif ke agian lain yang tidak aktif.
Mengangkut
Oksigen : Darah ialah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk mengangkut
oksigen dan diperlukan oleh sel di seluruh tubuh. Mengedarkan Air : Berfungsi
untuk melakukan reaksi enzimatis dan menjaga tekanan osmosis tubuh. Mengedarkan
hormon dan getah bening ke seluruh bagian tubuh. Menghindarkan tubuh dari
infeksi kuman dengan jalan membentuk antibodi. Mengatur keseimbangan asam
dengan basa untuk menghindari kerusakan jaringan-jaringan pada tubuh. Menutup
luka melalui keping darah.
- Komponen Darah
Bila dipisahkan maka dapat diamati bahwa
darah tersusun atas dua komponen, yaitu komponen cair (plasma darah) dan
komponen padat (sel darah, eritrosit, leukosit, dan trombosit). Berikut
komponen darah.
Ø Plasma
Darah
Plasma darah memiliki warna jernih
kekuningan. Plasma darah sebagian besar terdiri atas 92% air, 0,9 mineral
(NaCl, fosfor, magnesium), besi) 0,1% bahan organik (seperti glukosa, lemak,
enzim, dan antigen). Pada protein plasma darah juga terdiri atas albumin,
fibrinogen, dan globulin. Zat-zat lain yang juga larut dalam plasma darah,
antara lain sari makanan, mineal, hormon, antibodi, dan zat sisa.
1. Fibrinogen : Merupakan protein yang
berperan untuk pembentukan dengan cara membentuk benang-benang fibrin di tempat
yang luka, sehingga sel-sel darah akan terperangkap dalam anyaman benang-benang
fibrin tersebut.
2. Serum : Bagian plasma darah yang
tidak bisa mengumpal, berwarna kekuningan, berupa cairan tanpa fibrinogen.
Serum akan berubah menjadi keruh setelah kita selesai makan, karen bagian darah
yang membawa sari-sari makanan adalah serum.
Ø Sel-sel
Darah
Ada tiga macam sel darah manusia, yaitu
sel darah merah (eritrosit), Sel darah Putih (leukosit), keping-keping darah
(trombosit).
1. Sel Darah Merah (eritrosit) : Sel
darah merah memilik bentuk bulat pipih, tidak berinti, dan cekung di bagian
tengah (bikonkaf). setiap 1 mm3 mengandung kurang lebih 5 juta sel darah merah.
sel darah ini berwarna merah karena mengandung hemoglobin (Hb), yaitu seperti
protein yang mengandung zat besi. Fungsi utama Hb adalah mengikat paru-paru
untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Hemoglobin yang telah berhasil mengikat
oksigen akan membentuk oksihemoglobin yang berwarna merah cerah. Sebaliknya,
bila mengikat karbondioksida hemoglobin akan berwarna merah tua. Sel darah
dibentuk di sumsum merah tulang pipa dan tulang pipih. Sel darah merah hanya
berumur kurang lebih 120 hari. Setelah itu sel darah merah akan rusak dan
langsung dirombak di dalam hati dan limfa. Hasil perombakan hemoglobin berupa
zat warna empedu yaitu bilirubin dan biliverdin.
2. Sel Darah Putih (leukosit) : Bentuk
dari sel darah putih tidak tetap (amuboid) dan memiliki inti. Setiap 1 mm3
mengandung sekitar 8.000 sel darah putih. Leukosit bergerak aktif, bisa
menembus dinding pembuluh darah (diapedesis). Fungsi utama dari sel darah putih
adalah sebagai pertahanan tubuh melawan kuman/bibit penyakit yang masuk kedalam
tubuh dengan cara memakanya (fagosit) atau membentuk antibodi. Infeksi kuman
kedalam jumlah leukosit terlalu sedikit (dibawah 6.000 sel per mm3 darah)
disebut sebagai leukopeni. jika jumlah leukosit melebihi normal (di atas 9.000
sel per mm3) disebut leukositosis.
3. Keping Darah (trombosit): Trombosit
memiliki bentuk tidak teratur dan tidak berinti. Dalam setiap 1 mm3 darah
terdapat kurang lebih 300.000 ribu keping darah. Jika kita mengalami luka
berdarah, keping-keping darah berfungsi untuk membekukanya. Trombosit memilik
umur sekitar 5 sampai 9 hari. Bila darah keluar karena luka, trombosit akan
pecah dan mengeluarkan enzim trombokinase yang berfungsi untuk mengubah
protrombin menjadi trombin karena pengaruh ion kalsium dan vitamin K dalam
darah. Trombin akan mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin akan
menjaring sel-sel darah hingga luka tertutup dan tidak mengeluarkan darah lagi
Jantung berfungsi sebagai pemompa darah
dan sebagai pusat peredaran darah. Jantung memiliki ukuran sebesar kepalan
tangan dan terletak di dalam dada sebelah kiri. Jantung manusia memiliki 4
ruang yaitu serambi kanan, serambi kiri, bilik kanan, bilik kiri. Darah yang
terdapat pada serambi dan bilik kiri kaya akan oksigen, sebaliknya darah pada
serambi dan bilik kanan kaya akan karbondioksida. Dinding bilik jantung lebih
tebal daripada dinding serambi, itu di karena bilik jantung bertugas memompa
darah keluar jantung. Bilik kiri berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh dan
bilik kanan berfungsi memompa darah ke paru-paru.
Dinding jantung terdiri 3 lapis, yaitu
perikardium berfungsi sebagai selaput pembungkus jantung, miokardium sebagai
otot jantung, endokardium sebagai selaput yang membatasi ruang jantung.
2.
Golongan
Darah
Golongan
darah adalah ilmu pengklasifikasian darah dari suatu kelompok
berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis
penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor
Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang
dijumpai. Transfusi darah dari
golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis
yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO. Jan Janskýdi pada tahun 1907 mengklasifikasikan darah manusia ke dalam empat grup, yang hingga
kini masih digunakan.
Tabel pewarisan golongan darah kepada anak
|
|||||
Ibu
|
Ayah
|
||||
O
|
A
|
B
|
AB
|
||
O
|
O
|
O, A
|
O, B
|
A, B
|
|
A
|
O, A
|
O, A
|
O, A, B, AB
|
A, B, AB
|
|
B
|
O, B
|
O, A, B, AB
|
O, B
|
A, B, AB
|
|
AB
|
A, B
|
A, B, AB
|
A, B, AB
|
A, B, AB
|
Rhesus
Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan
memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama
ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada
tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah
merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada
permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis
penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah
O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A
lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan
darah B.
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan
golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat
menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah
usia melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat kehamilan.
Kecocokan sel darah merah
- Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
- Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
- Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
- Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
A.
Hasil
pengamatan
a.
Observasi
Pembuluh Darah Kapiler Pada Kecebong
Hasil
pengamatan Observasi pembuluh darah kapiler pada kecebong:
Kecebong
yang berukuran cukup besar yang akan digunakan untuk pengamatan. Kecebong
kemudian dibius menggunakan alkohol 70% dan diamati dibawah mikroskop.
Setelah
dilakukan pengamatan di bawah mikroskop, terlihat jelas peredaran darah pada
kecebong pada bagian ekornya. Terlihat jelas pembuluh-pembuluh darah yaitu
antara pembuluh Arteri dan Pembuluh Vena.
a.
Uji
Golongan Darah
Hasil pengamatan
uji golongan darah pada mahasiswa Biologi tingkat 3, kelompok 4 Fisiologi
Hewan, yaitu:
Hasil uji golongan darah kelompok 4 Fisiologi Hewan.
Jari ditusuk menggunakan blood lancet dan 4 tetesan darah disimpan di atas kaca
objek pada sisi yang berbeda. Kemudian masing-masing tetesan darah diberi
antisera A, antisera B, antisera AB dan Resus. Sehingga di dapatkan hasil
seperti pada gambar. Adapun jika ditabelkan adalah sebagai berikut:
Tabel Hasil Uji Golongan Darah Kelompok 4 Fisiologi
Hewan:
Nama
|
Golongan
Darah
|
Rida Mardiani
|
B
|
Iis
Siti Maspupah
|
O
|
Ajeng
Nurpadilah
|
B
|
Imelda
Febriyanti
|
B
|
Elyanti
|
O
|
Yogi
Muh. Darda
|
B
|
Nina
Novianti
|
-
|
A.
Pembahasan
a.
Observasi
Pembuluh Darah Kapiler Pada Kecebong
Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah kita lakukan, pada saat observasi pembuluh darah
kapiler pada kecebong. Pertama, kecebong yang digunakan untuk pengamatan ini
dipilih kecebong yang berukuran cukup besar, lalu dibius menggunakan alkohol 70
% kurang lebih selama 2 detik, hindari pembiusan yang lama karena akan
menyebabkan kecebong mati sehingga tidak dapat terlihat sistem peredaran
darahnya. Setelah kecebong dibius, kemudian diletakkan di objek gelas dengan
posisi agak miring, amati dibawah mikroskop dan fokuskan ke bagian ekor
kecebong.
Setelah
diamati dibawah mikroskop, pada bagian ekor kecebong, disini terlihat jelas sistem
sirkulasi pada kecebong, pembuluh-pembuluh darah yang mengalirkan darah ke
seluruh tubuh kecebong sangat jelas. Pembuluh ini terbagi 2 yaitu: pembuluh
Arteri dan pembuluh Vena. Dan kita dapat melihatnya dengan jelas.
Aliran darah yang berasal dari arah
kepala dalam hal ini berasal dari jantung merupakan pembuluh darah
arteri. Aliran darah yang berasal dari ekor atau seluruh tubuh merupakan
pembuluh vena. Aliran darah pada pembuluh arteri lebih cepat dikarenakan
ventrikel kiri pada jantung mempunyai kontraksi yang terkuat, ia harus
mendorong darah ke seluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan darah arteri
sistemik. Sedangkan, pembuluh vena alirannya lebih lambat di karenakan
arah alirannya berlawanan dengan gaya gravitasi, faktor lainnya juga
dikarenakan adanya pompa jantung, ada tekanan tertentu dipindahkan melalui
kapiler-kapiler dari arteri.
Dalam
pengamatan, untuk pembuluh darah yang mengalirkan darah lebih cepat serta
berasal dari arah kepala atau jantung berada di pembuluh darah yang kecil,
sedangkan aliran darah yang berjalan lambat serta aliran darahnya berasal dari
ekor berada di pembuluh yang lebih besar. Dengan demikian, pembuluh darah
arteri mempunyai diameter yang lebih kecil dibandingkan dengan pembuluh vena.
Dinding arteri tebal, kuat, dan elastis, karena mempunyai fungsi yang
penting yaitu berperan sebagai pengurang tekanan, berperan sebagai
pengatur jumlah aliran darah di suatu tempat tertentu, berperan
mempertahankan tekanan darah dan juga arteriol, arteriol itu sendiri mempunyai
aktifitas siklis, membuka dan menutup lagi setiap beberapa menit.
b.
Uji
Golongan Darah
Berdasarkan
uji golongan darah yang telah kita lakukan, pertama ujung jari terlebih dahulu
dibersihkan menggunakan kapas yang sebelumnya di rendam terlebih dahulu
menggunakan alkohol. Jari kemudian ditusuk menggunakan blood lancet, dan hapus
atau bersihkan darah yang pertama keluar dari jari menggunakan kapas yang telah
direndam alkohol. Siapkan kaca objek dan pijat jari sehingga darah keluar,
tempatkan atau teteskan darah sebanyak empat tetes pada kaca objek di sisi yang
berbeda beda. Kemudian campur atau teteskan antisera A pada tetesan darah pertama,
antisera B pada tetesan darah yang kedua, antisera AB pada tetesan darah yang
ketiga, dan Resus pada tetesan darah yang keempat. Kemudian aduk menggunakan
tusuk gigi dengan sisi yang berbeda atau aduk dengan tusuk gigi yang berbeda
masing-masing tetesan darah.
Amati
sampai terjadinya penggumpalan, jika penggumpalan terdapat pada darah dengan
antisera A maka dapat disimpulkan bahwa golongan darah orang yang di uji
merupakan golongan darah A, dan begitu seterusnya. Akan tetapi jika tidak
terdapat penggumpalan (encer semua tiap tetesan darah dengan antisera A, B, AB,
dan Resus) maka dapat disimpulkan golongan darah orang yang di uji merupakan
golongan darah O.
Sehingga
di dapatlah hasil pengujian golongan darah pada kelompok 4 Fisiologi Hewan ini
sebagai berikut:
Nama
|
Golongan
Darah
|
Rida Mardiani
|
B
|
Iis
Siti Maspupah
|
O
|
Ajeng
Nurpadilah
|
B
|
Imelda
Febriyanti
|
B
|
Elyanti
|
O
|
Yogi
Muh. Darda
|
B
|
Nina
Novianti
|
-
|
Setelah dilakukan pengujian ini,
Golongan darah pada anggota kelompok ini lebih dominan golongan darah B dengan
jumlah 4 orang. Dan golongan darah O 2 orang.
Ini berarti, Individu dengan
golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari
orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif.
Dan Individu dengan golongan
darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi
antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah
O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO
apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan
darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
Adapun Individu dengan
golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B
dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya
dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
Individu dengan golongan darah AB memiliki
sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi
terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif
dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan
disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah
AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
B.
Kesimpulan
a.
Observasi
Pembuluh Darah Kapiler Pada Kecebong
Sistem peredaran darah pada kecebong
berupa sistem peredaran tertutup karena berada di dalam pembuluh darah.
Selain itu, sistem peredaran nya pun berupa peredaran darah tunggal,
yaitu predaran darah yang hanya melalui jantung satu kali. Hal ini di karenakan
tidak di temukan peredaran darah yang lain dalam hal ini paru - paru.
Arteri bertugas untuk membawa
darah dari jantung ke seluruh tubuh. Aliran pada Arteri ini cepat karena
tekanan yang kuat dari jantung. Dinding pada arteri tebal, berguna untuk
melindungi dan sesuai sifatnya dengan tekanan yang cepat dan kuat sehingga
tidak mudah pecah. Arteri terletak dibagian dalam tubuh karena merupakan
pembuluh yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Diameter arteri
lebih kecil dibanding diameter vena.
Vena bertugas untuk
membawa darah dari perifer (ujung) kembali ke jantung dan paru-paru. Berbeda
dengan aliran darah pada arteri, sebaliknya pada Vena ini aliran darah berjalan
lambat karena merupakan pembawa darah dari seluruh tubuh untuk kembali ke
jantung. Dinding pada vena pun tipis, karena tidak ada tekanan yang kuat
seperti Arteri untuk melindunginya. Berbanding terbalik juga dengan pembuluh
arteri, vena terletak di bagian atas tubuh, yaiu dekat permukaan kulit.
Diameter vena lebih besar dibanding diameter arteri.
b.
Uji
Golongan Darah
Golongan darah adalah ilmu pengklasifikasian darah dari suatu kelompok
berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis
penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor
Rh).
Individu dengan golongan darah A memiliki
sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan
antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya
dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
Individu dengan golongan darah B memiliki
antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap
antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif
hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau
O-negatif
Individu dengan golongan darah AB memiliki
sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi
terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif
dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan
disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah
AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
Individu dengan golongan darah O memiliki
sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga,
orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang
dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal.
Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari
sesama O-negatif.
Daftar Pustaka
Soedjono,
dkk. 1996. Biologi SMU II. PT. Multi Adiwitata, BandingWahono, Lili, dkk.,
1994. Biologi SLTP I. Banding; PT. Sarana Panca KaryaRustam, Nuryani dan Otang
Hidayat, 1994, Biologi SLTP II. Jakarta; DepartemenPendidikan dan
Kebudayaanhttp://anakciremai.blogspot.com/2008/07/makalah-biologi-tentang-keragaman-hewan.html
http://www.academia.edu/7414513/ALIRAN_DARAH_PADA_KECEBONG
http://zocara.blogspot.com/2015/10/pengertian-darah-fungsi-darah-komponen-darah-yang-bermanfaat.html?m=1
http://googleweblight.com/?lite_url=http://www.ilmudasar.com/2016/11/pengertian-jenis-struktur-fungsi-pembuluh-darah-adalah.html?m%3D1&ei=av8E-phq&lc=id-ID&s=1&m=732&host=www.google.com.id&ts=1513947235&sig=AOyes_TSkKxMRI16nKUVLNiUdGkRJxL4CA
Lampiran
a.
Observasi
Pembuluh Darah Kapiler Pada Kecebong
kecebong yang digunakan untuk pengamatan |
pembuluh darah Vena dan Arteri pada kecebong |
video hasil pengamatan
b.
Uji
Golongan Darah
golongan darah mahasiswa Kelompok 4 Fisiologi Hewan setelah di lakukan uji golongan darah |
Nama
|
Golongan
Darah
|
Rida Mardiani
|
B
|
Iis
Siti Maspupah
|
O
|
Ajeng
Nurpadilah
|
B
|
Imelda
Febriyanti
|
B
|
Elyanti
|
O
|
Yogi
Muh. Darda
|
B
|
Nina
Novianti
|
-
|
tabel uji golongan darah
Casino Hotel & Resort - Jackson City, MS Jobs
BalasHapusFind your dream job in our 김해 출장마사지 Jackson 대전광역 출장마사지 City Casino Hotel & Resort jobs 동두천 출장마사지 page. 광명 출장안마 MONDAY'S FLORIDA 서귀포 출장샵 CASINO & RESORT.