Proses Pencernaan Makanan Pada Paramecium sp
LAPORAN
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
PENCERNAAN
MAKANAN PADA Paramecium sp
Laporan ini di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas
praktikum Fisiologi Hewan oleh Dosen Pembimbing: Ibu Siti Nurkamilah, M.Pd
Disusun Oleh:
Nina Novianti (15541002)
Ajeng Nurpadilah (15541007)
Rida Mardiani (15542008)
Iis Siti Maspupah (15542016)
Yogi Muh. Darda (15542018)
Imelda Febriyanti (15542033)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
GARUT
2017
PROSES
PENCERNAAN MAKANAN PADA Paramecium sp
A. Tujuan : Untuk mengetahui proses siklosis dan
pengeluaran sisa makanan yang tidak dicerna (Defekasi) pada Paramecium sp
B. Alat
dan Bahan
Alat dan Bahan
|
|
1.
Mikroskop
|
4.
Kapas
|
2.
Kultur
paramecium sp
|
5.
Tissue
|
3.
Ragi
+ Carmin
|
6.
Kaca Preparat + Cover
Glass
|
4.
Ragi Tanpa Carmin
|
7.
Pipet Tetes
|
A. Langkah
Kerja
a. Teteskan
satu tetes kultur Paramecium sp Pada
objek glass
b. Bubuhkan
sedikit kapas dan satu tetes larutan ragi
c. Tutuplah
gelas objek di atas dengan penutupnya
d. Amati
bagaimana terbentuknya vakuola makanan dengan vakuola
(siklosis sampai proses eksositosis)
B.
Landasan Teori
a.
Proses pencernaan
makanan hewan tingkat rendah
Proses
pencernaan makanan sangat penting sebelum makanan diabsorbsi atau diserap oleh
dinding saluran pencernaan. Zat-zat makanan tidak dapat diserap dalam bentuk
alami dan tidak berguna sebagai zat nutrisi sebelum proses pencernaan awal. Zat
makanan akan dipersiapkan untuk diabsorbsi melalui proses-proses tertentu
dengan bantuan enzim-enzim tertentu dalam saluran pencernaan. Pola sistem
pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri atas mulut,
faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian struktur alat pencernaan
berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya
tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya.
Pada
hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan
secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata
sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel.
Pada
hewan tingkat rendah tidak ada organ pencernaan dan pencernaannya secara
intraseluler terjadi di dalam vakuola makanan. Tahapan proses pencernaannya,
pertama lisosom mensekresikan enzim pencernaan yang menyebabkan suasana berubah
menjadi asam kemudian terjadi pemisahan berbagai garam kalsium yang akan
menciptakan kondisi pH yang tepat untuk enzim berfungsi, sehingga bahan makanan
dapat diserap oleh sitoplasma, dan pada akhir proses pencernaan keadaan
lingkungan menjadi netral. Bahan makanan yang tidak tercerna dikeluarkan
melalui proses eksositosis.
Hewan
tingkat rendah mempunyai alat pencernaan berupa gastrovaskuler, yaitu ruang
yang berfungsi untuk proses pencernaan dan sirkulasi. Sel yang membatasi rongga
gastrovaskuler disebut gastrodermis yang mampu mensekresikan enzim ke ruang
gastrovaskuler. Pencernaan makanan lengkap berlangsung secara intraseluler.
Beberapa spesies hewan sudah mempunyai mulut, tetapi tidak mempunyai rongga
pencernaan. Makanan dicerna oleh sel jaringan di dekat mulut, yang belum
terorganisasi secara baik. Ada pula hewan yang mempunyai saluran pencernaan
mirip dengan ruang gastrovaskuler tapi bercabang-cabang. Permukaan tubuh untuk
menyerap makanan, karena mempunyai mikrofili mirip dengan mikrofili pada usus
halus mamalia.
Paramecium
merupakan organisme dari kelas Cilliata, filum Protozoa. Paramecium dicirikan
dengan adanya silia yang berfungsi sebagai alat gerak. Paramecium berhabitat di
air tawar dan mudah ditemukan pada sisa tumbuhan yang membusuk. Untuk mengetahui bagaimana proses pencernaan makanan
dalam paramecium, biasanya dilakukan suatu praktikum sederhana yang diawali
dengan pembuatan sediaan makanan paramecium yang berupa ragi (yeast).
Selanjutnya, pada sediaan makanan ditambahkan Congo Red.
Pada
paramecium, pencernaan makanan terjadi dalam vakuola makanan. Vakuola makanan
merupakan organel yang berfungsi untuk menerima makanan, mencerna makanan, dan
mengedarannya ke seluruh bagian sel dengan cara mengelilingi sel. Awalnya
makanan masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut” (oral
groove), lalu masuk ke dalam sitostoma. Kemudian makanan akan didorong masuk ke
dalam sitofaring dengan bantuan gerakan silia dan dorongan air yang masuk.
Ketika makanan mencapai bagian dasar sitofaring, vakuola makanan akan
dibentuk.
Pencernaan
makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak di
dalam sitoplasma, yang disebut dengan gerak siklosis. Enzim pencernaan yang
terlibat adalah protease, karbohidrase, dan esterase yang disekresikan oleh
lisosom ke dalam vakuola makanan. Vakuola makanan yang bergerak secara siklosis
akan mengecil ukurannya secara bertahap karena proses digesti dan absorpsi.
Dalam
praktikum dengan menggunakan Congo Red akan terjadi perubahan warna pada
vakuola makanan Paramecium yang menandakan adanya proses pencernaan makanan.
Adanya perubahan warna pada vakuola makanan paramecium menunjukkan terjadinya
perubahan pH. Perubahan pH pada vakuola makanan paramecium selama proses
pencernaan makanan disebabkan karena adanya enzim-enzim yang diekskresikan oleh
lisosom. Untuk mencerna makanan, lisosom akan berfusi dengan vakuola makanan.
b.
Paramecium sp
Kingdom :
Animalia
Philum :
Protozoa
Sub
phylum : Ciliophora
Class :
Ciliate
Subclass :
Holotricha
Ordo :
Hymenostomatida
Family :
Paramecidae
Genus :
Paramaecium
Species : Paramaecium
caudatum
Paramecium memiliki
tubuh yang seluruhnya atau sebagian ditutupi oleh cilia atau rambut getar,
mempunyai satu makronukleus dan satu atau beberapa mikronukleus,
Paramecium bereproduksi secara vegetatif dengan
pembelahan melintang, makronukleus membelah secara amitosis sedangkan
mikronukleus secara mitosis. Paramecium memiliki
tubuh streamline yang dapat digunakan untuk berenang. Laju
renang dibantu oleh silia yang menutupi permukaan tubuh. Paramecium bergerak
dengan kecepatan 1500 µ/detik atau lebih. Selama bergerak, silia membuat gerakan yang simultan dari anterior ke
posterior, disebut ritme metakronal.
Bentuk sel pada paramecium seperti sandal (alas kaki), memiliki
makronuklesus satu, mikronukleus satu atau lebih,dimana mikronukleus berfungsi sebagai
alat reproduksi dan mikronukleus sebagai konjugasi. Habitat Paramecium pada
air tawar yang berenang. Memiliki vakuola denyut yang terletak pada permukaan
aboral yang berfungsi sebagai sistem ekskresi dan mengedarkan makanan keseluruh
tubuh. Ujung sel bagian anterior lebih tumpul atau membulat. vakuola makanan
banyak dan makronukleus bundar atau letaknya ditengah.
Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran sekitar 50-350 É°m. Paramecium telah memiliki selubung inti
(Eukariot). Uniknya Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan
kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk
mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Paramecium bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual
(dengan konjugasi). Paramecium sp
bergerak dengan menggetarkan silianya. Hal ini akan terlihat jika menggunakan mikroskop. Mereka menangkap makanan dengan cara menggetarkan silianya, maka terjadi
aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk
bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta
vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan.
Tubuh paramecium memiliki dua vakuola kontraktil
dan sejumlah vakuola makanan. Panjang tubuh berkisar antara 80-350 µm.
permukaan ventral mengandung celah mulut. paramecium bereproduksi
secara aseksual dengan pembelahan transversal.
Habitat alami mereka adalah air tawar, Paramecium sp mengambil air dari hipotonik lingkungan melalui osmosis dan menggunakan
kandung kemih seperti kontraktil vakuola untuk mengumpulkan kelebihan air dari
kanal radial dan mengusir berkala melalui membran plasma oleh kontraksi
sekitarnya sitoplasma. Paramecium distribusi
diseluruh dunia diair tawar kolam, aliran air, sungai, danau, sawah.
A.
Hasil Pengamatan
No
|
Objek Pengamatan
|
Reagen
|
Keterangan
|
1.
|
Paramecium I
|
Ragi tanpa congo
red 1
|
Paramecium mati
|
2.
|
Paramecium II
|
Ragi tanpa congo
red 2
|
Paramecium makan
|
3.
|
Paramecium III
|
Ragi tanpa congo red 2
|
Paramecium makan
|
4.
|
Paramecium IV
|
Ragi tanpa congo red 2
|
Paramecium diam
|
5.
|
Paramecium V
|
Ragi dengan congo red
|
Paramecium makan
|
6.
|
Paramecium VI
|
Ragi dengan congo
red
|
Paramecium diam
|
7.
|
Paramecium VII
|
Ragi dengan
congo red
|
Paramecium makan
|
8.
|
Paramecium VIII
|
Ragi dengan
congo red
|
Paramecium makan
|
Keterangan: Ragi merupakan sediaan makanan untuk
paramecium agar terlihat proses bergeraknya makanan di dalam tubuh paramecium
dan terlihat proses terbentuknya vakuola makanan. Adapun ragi dengan
ditambahkan congo red adalah bertujuan agar proses makan di dalam tubuh
paramecium dapat terlihat dengan jelas.
selain itu, pada percobaan ini juga di tambahkan sedikit kapas, bertujuan untuk memperlambat gerakan Paramecium yang lincah sehingga kita dapat mengamatinya dengan baik. akan tetapi ada beberapa percobaan yang menambahkan sedikit kapas, Paramecium malah terjebak tidak dapat bergerak bahkan ada yang malah bertumpuk. oleh karena itu, pada percobaan yang kita lakukan di atas ada percobaan yang dibubuhi sedikit kapas dan ada juga percobaan tanpa membubuhi kapas pada objek pengamatan.
dari pengamatan Paramecium ini sebenarnya banyak objek Paramecium yang kita amati, baik itu Paramecium dengan ragi tanpa congo red ataupun ragi dengan congo red. hanya saja sebagian besar proses makan Paramecium ini sama. ada juga beberapa Paramecium pada sediaan kultur Paramecium masih berupa benih atau kecil sehingga proses makan dan defekasi pada Paramecium tidak terlihat. oleh karena itu, kita hanya mengambil beberapa hasil pengamatan pada mikroskop untuk dijadikan contoh.
dari pengamatan Paramecium ini sebenarnya banyak objek Paramecium yang kita amati, baik itu Paramecium dengan ragi tanpa congo red ataupun ragi dengan congo red. hanya saja sebagian besar proses makan Paramecium ini sama. ada juga beberapa Paramecium pada sediaan kultur Paramecium masih berupa benih atau kecil sehingga proses makan dan defekasi pada Paramecium tidak terlihat. oleh karena itu, kita hanya mengambil beberapa hasil pengamatan pada mikroskop untuk dijadikan contoh.
A.
Pembahasan
1.
Paramecium 1
Pada
pengamatan paramecium pertama, kita menambahkan sedikit ragi tanpa congo red.
Ketika kita amati di bawah mikroskop paramecium tidak
bergerak (mati), terlihat jelas sebelum matinya paramecium ini terjadi penggelembungan pada tubuh bagian samping kanan dan kiri, penggelembungan ini terjadi sampai paramecium tidak bergerak lagi dan penggelembungan yang terjadi tidak kembali ke bentuk awal/seperti semula. Hal ini diduga karena ragi sebagai sediaan makanan bagi paramecium telah basi
sehingga paramecium mati .
2.
Paramecium 2
Pada pengamatan
paramecium ke-2 kita menambahkan sedikit ragi tanpa congo red yang baru, ketika mengamati
dibawah mikroskop terlihat paramecium makan dengan proses makannya bergerak
secara perlahan dan memakan partikel yang ada di hadapannya dan melakukan defekasi dibagian bawah
samping tubuhnya. pada saat makan, vakuola makanan pada Paramecium terlihat samar-samar berwarna hijau.
3.
Paramecium
3
Pada pengamatan
paramecium ke-3 kita menambahkan sedikit ragi tanpa congo red yang baru, ketika mengamati
dibawah mikroskop terlihat paramecium makan dengan proses makannya bergerak
secara perlahan dan memakan partikel yang ada di hadapannya dan melakukan defekasi dibagian bawah
samping tubuhnya. pada saat makan, vakuola makanan pada Paramecium terlihat samar-samar berwarna hijau.
4.
Paramecium
4
Pada pengamatan
paramecium ke-4 kita menambahkan sedikit ragi tanpa congo red yang baru, ketika mengamati
dibawah mikroskop terlihat paramecium diam (tidak bergerak) tetapi tidak mati,
hal ini diduga paramecium sedang istirahat
sehingga tidak melakukan prosses makan ataupun proses defekasi.
5.
Paramecium
5
Pada pengamatan
paramecium ke-5 kita menambahkan sedikit
ragi dengan congo red, ketika kita amati dibawah mikroskop
terlihat paramecium makan dengan proses makannya bergerak secara perlahan dan
memakan partikel yang ada di hadapannya dan melakukan defekasi dibagian bawah
samping tubuhnya. pada saat makan, vakuola makanan pada Paramecium terlihat jelas berwarna hijau.
6.
Paramecium
6
Pada pengamatan parmecium
ke-6 kita menambahkan sedikit ragi dengan congo red,
ketika mengamati dibawah mikroskop terlihat paramecium diam (tidak bergerak)
tetapi tidak mati, hal ini diduga paramecium sedang istirahat sehingga tidak melakukan prosses makan ataupun proses
defekasi.
7.
Paramecium
7
Pada paramecium
ke-7 kita menambahkan sedikit ragi congo red, ketika
mengamati dibawah mikroskop terlihat paramecium makan dengan cara makannya
melakukan perputaran badan kedepan
dan ke belakang (perputaran
terus berulang) sambil memakan partikel yang
dilewatinya dan melakukan depekasi pada bagian bawah samping tubuhnya. pada saat makan, vakuola makanan pada Paramecium ini terlihat samar-samar kadang terlihat jelas berwarna hijau karena paramecium yang terus melakukan gerakan perputaran .
8.
Paramecium 8
Pada pengamatan paramecium
ke-8 kita menambahkan
sedikit ragi dengan congo
red, ketika mengamati
dibawah mikroskop terlihat paramecium makan akan tetapi bertumpuk (terdapat banyak paramecium), meskipun bertumpuk terlihat
sebagian paramecium memakan partikel yang ada disekitarnya dan melakukan defekasi. akan tetapi vakuola makanan yang terbentuk tidak terlihat jelas karena bertumpuk.
B.
Kesimpulan
Dari
hasil pengamatan yang telah kita lakukan, dapat dilihat dengan jelas proses makan
pada paramecium ada yang makan dengan cara bergerak perlahan sambil memakan
partikel yang ada dihadapannya baik dengan ditambahkan ragi tanpa congo red
atau pun ragi dengan congo red. dan melakukan defekasi pada tubuh samping bagian bawah. vakuola makanan yang terbentuk terlihat samar / jelas berwarna hijau.
Ada
juga pada paramecium yang ditambahkan sedikit ragi dengan congo red melakukan
proses makan dengan cara melakukan
pergerakan tubuh memutar sambil memakan partikel yang dilewatinya dan melakukan
proses defekasi. hal ini mengakibatkan vakuola makanan yang terbentuk tidak dapat dilihat dengan jelas karena paramecium terus - menerus melakukan pergerakan.
Ada
pula paramecium yang diam dan tidak
melakukan aktivitas makan atau pun defekasi
(istirahat) pada paramecium
yang ditambahkan ragi tanpa
congo red dan ragi dengan congo red. vakuola makanan yang terbentuk tidak terlihat.
ada
juga paramecium yang mati ketika ditambahkan ragi
tanpa congo red yang pertama, hal
ini diduga karena ragi yang ditambahkan sudah basi.
Akan
tetapi, pada pengamatan ini
kita tidak melihat jelas proses pergerakan makanan didalam tubuh paramecium
mulai dari proses
makan sampai proses defekasi.
Dan kita juga tidak bisa melihat dengan jelas proses terbentuknya vakuola makanan tetapi
terlihat vakuola
didalam tubuhnya berwarna hijau menandakan bahwa paramecium tersebut sedang
melakukan proses pencernaan makanan.
A.
Daftar Pustaka
Nurjaman,
Sopyan 2012. Penuntun Praktikum fisiologihewan.Bandung:lili creative
Rusyana.
Adun. 2011. Zoology invertebrate (teori dan praktik). Bandungalfabeta
http://id.wikipedia.org/wiki/Paramecium
http://budisma.net/2015/01/sistem-pencernaan-hewan-invertebrata.html
Soewolo.2000.PengantarFisiologiHewan.Jakarta:DIKTIDepartemenPendidikanNasional.
Wulangi,
Kartolo S. 1993. Prinsip-PrinsipFisiologiHewan.Bandung : ITB
LAMPIRAN
1. Pertanyaan
LAMPIRAN
1. Pertanyaan
- Bagaimana Terjadinya Vakuola Makanan?
- apakah vakuola makanan itu bergerak?
- jika bergerak, kemanakah arahnya dan berapa lama sampai terjadinya defekasi?
- Paramecium menangkap makanan dengan cara menggetarkan cilianya. maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel, pertama masuk ke celah mulut, kemudian masuk ke sitostoma, berlanjut ke sitofaring sehingga terbentuklah vakuola makanan.
- ya, vakuola makanan yang terbentuk bergerak menandakan terjadinya proses pencernaan makanan dan proses defekasi di dalam tubuh Paramecium.
- pada dasarnya, vakuola makanan bergerak searah dengan jarum jam. hanya saja, pada pengamatan yang telah kita lakukan vakuola makanan yang terbentuk tidak dapat terlihat dengan jelas pergerakannya, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti sediaan makanan Paramecium, suhu, dan faktor lainnya. proses defekasi pada Paramecium berlangsung sangat cepat, kurang lebih waktu yang di perlukan untuk proses defekasi sekitar 5 detik
Komentar
Posting Komentar